Penampilan dan perawakan yang gagah, sesekali ia melempar senyum
ketika ada kunjungan atau meninjau keadaan warga di saat ia duduk
sebagai wakil presiden Republik Indonesia. Bukan saja murah menyapa dan
senyum, yah beliau begitu familiar di era tahun 1993 sampai dengan
1998, Cak Su walau usianya telah senja dan sudah lama meninggalkan
percaturan politik kekuasaan, tetapi ia masih konsisten dengan keutuhan
NKRI.
Semasa kecil, ia terpaksa tidak melanjutkan sekolah dan memilih
berjualan koran dan rokok demi mempertahankan hidup serta kebutuhan
ekonomi keluarga, sebab di masa-masa itu agresi militer Belanda memporak
porandakan ekonomi keluarga dan Indonesia pada umumnya. Jalan hidup-nya
bukan saja putra dari pasangan pasangan Soebandi dan Mardeyah, tetapi
ternyata ia tumbuh dan besar menjadi Putra Bangsa. Diusia yang
terbilang muda, kurang lebih 13 tahun ia sudah bergabung dengan
Batalyon Poncowati tetapi tidak diterima dan diberikan tugas lain
sebagai kurir yang bertugas mencari informasi ke daerah-daerah yang
diduduki oleh tentara Belanda serta mengambil obat untuk Angkatan Darat
Indonesia.
Disaat keadaan keamanan negara berangsur membaik, ini dikarenakan
Belanda kalah, ia pun kembali melanjutkan pendidikannya. Pada tahun
pada 1956, ia diterima menjadi taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat
(Atekad), Pengalaman Militer Try Sutrisno pertama adalah pada tahun
1957, ketika ia berperang melawan Pemberontakan PRRI. Sebelum menjadi
ajudan Soeharto, Tri Sutrisno sudah mengenal lebih dahulu di masa
Operasi Pembebasan Irian Barat tahun 1962, ketika itu Mayor Jenderal
Soeharto ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala
yang berpangkalan di Sulawesi.
Pada tahun 1974, Try terpilih menjadi ajudan Presiden Suharto di saat
ini-lah karir suami dari Tuti Sutiawati yang dinikahinya 21 Januari
1961 itu meroket karir-nya. Pada tahun 1978, Try diangkat ke posisi
Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI / Udayana. Setahun kemudian, ia
akan menjadi Panglima Daerah KODAM IV / Sriwijaya. Dan empat tahun
kemudian, ia diangkat ke Panglima Daerah KODAM V / Jaya dan ditempatkan
di Jakarta.
Februari 1993, bulan yang sama bahwa Try dipecat dari posisinya dan
sebulan sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat yang (MPR) dijadwalkan
bertemu untuk memilih presiden baru dan Wakil Presiden, anggota Partai
Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia dengan cepat
menyetujui nominasi Try sebagai Golkar berjuang dalam memberitahu
anggotanya bahwa Golkar tidak dicalonkan Try Sutrisno sebagai Wakil
Presiden.
Rabu, 17 September 2014
Tokoh : Try Sutrisno (Wakil Presiden RI 1993-1998)
About the Author
Rosyid A
Seorang Mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, yang mempunyai minat di bidang grafis terutama CorelDraw dan ngoprek Komputer/Laptop. Jujur tidak suka ngeblog. Saat ini bertempat tinggal di Purwokerto dan berasal dari Banjarnegara.
0 komentar:
Posting Komentar